Menebar Kebaikan dilarang, Menebar Mudharat dipersilahkan

Sungguh miris mendengar, melihat masyarakat sekarang dengan sangat gampangnya terpengaruh dengan kabar iyang mencuat lewat media sosial atau orang-orang yang tak bertanggung jawab. Sejatinya kecanggihan teknologi merupakan anugrah sekaligus ujian bagi kita semua. Jika teknologi digunakan dengan semestinya maka akan berbuah kebaikan misalnya untuk bisnis, untuk silaturahim dengan teman atau kerabat. Tapi jika teknologi digunakan dengan untuk saling menjatuhkan bahkan saling memfitnah sesama muslmin maka itu merupakan hal yang tidak dibenarkan. Aku begitu miris melihat zaman sekarang sangat mudah mempengaruhi orang dengan sosial media. Bahkan ada yang menapulasi foto dan memanipulasi video. Naudzubillah.

Ketika itu aku mengikuti majelis ta'lim di Masjid Agung Al Azhar di Jakarta. Saat itu ta'lim diisi oleh ustadz Subhan Bawasier. Ustadz tersebut salah satu ustadz terbaik menurutku saat menyampaikan ta'lim. Ada salah seorang jamaah yang betanya mengenai pendapat beliau tentang daftar ustadz yang tidak direkomendasikan untuk didengar ceramahnya menurut MUI.  Aku sendiri baru tahu ternyata ada beberapa ustadz yang tidak direkomendasikan untuk di dengar ceramahnya. Saat itupun ustadz menjelaskan bahwa kita jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang belum teruji kebenarannya. MUI sendiri belum secara resmi mengumumkan daftar ustadz-ustadz tersebut. Ustadz Subhan meerangkan satu persatu pendapatnya mengenai kabar tersebut hingga beliau bercerita bagaimana beliau tidak diperbolehkan untuk mengisi ta'lim di Kota Tegal hanya karena isu-isu yang membuat beliau di fitnah. Sontak akupun tertunduk malu mendengar cerita beliau. Bagaimana mungkin seorang ustadz yang akan menyampai kebaikan dilarang datang ke kota ku. Bahkan baru saja beliau sampai di stasiun Kota Tegal disuruh balik lagi oleh segelintir orang yang menetang ustadz mengisi ta'lim di Al Irsyad Tegal. 

Aku sangat malu sebagai masyarakat Tegal. Bagaimana mungkin seseorang yang akan menyampaikan kebenaran diusir sedangkan artis-artis yang datang ke Tegal dipersilahkan. Bahkan mereka para artis dan public figure di layar kaca bukan ingin menebarkan kebaikan melain cenderung membawa mudharat dengan mengadakan konser, nyanyi-nyanyi yang tentunya Allah tidak senangi. Begitu gampangkan masyarakat mengahargai artis ketimbang ustadz yang ingin menyelamatkan umatnya?. Begitu gampangnya masyarakat berpihak pada hal-hal yang belum tentu jelas kebenarannya?. Semua itu membuatku malu, sebagai anak muda tentunya harus ikut serta membangun generasi umat yang bisa menerapkan syariah islam. Karna apa artinya hidup seribu tahun di dunia jika kita tidak mengamalkan amal kebaikan. Ini bukan persoalan individu atau kelompok. Ini persoalan umat islam yang terpecah-belah hanya karena isu-isu murahan.

Semoga Allah melancarkan, memudahkan jalan masing-masing ustadz dalam menyampaikan kebenaran. Semoga mereka diberikan kesabaran dalam menghadapi ujian yang bertubi-tubi datang.
Aku berharap para ustadz yang menyampai kebenaran tetap semangat dalam berdakwah.
InshaAllah allah akan mempermudah jalannya. InshaAllah InshaAllah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelah menjadi Lillah

Tugas Eksplorasi Sistem Informasi Enterprise

Dear Calon Ibu Mertua