Postingan

Mendidik Anak Sholat Berjamaah di Masjid

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Bismillah sedikit sharing. Aku punya keponakan lucu banget. Namanya M. Rayyan Fatih Al Islam. Tapi kami sekeluarga memanggil dengan nama Fatih/Atih. Sekarang umurnya menginjak 5 tahun. Berawal dari aku yang suka banget baca parenting islami. Aku memberanikan diri untuk meminta izin dengan ikut turut mendidik fatih kepada kakakku dan kakak iparku. Kakakku dan kakak iparkupun mepersilahkan untukku mendidik fatih. Permulaan, aku mengajarkan fatih untuk menanamkah cinta masjid. Jadi, aku tipe aunty yang sedikit cerewet hehe. Eh tapicerewetnya aku itu berfaedah. Entah kenapa Fatih selalu mendengarkan kata-kata ku dan juga perintahku. Malah, dibandingkan Bundanya, kata-kataku selalu di dengarkan. Entahlah...Setiap sore hari aku membiasakan diri untuk meminta fatih mandi tepat waktu. Memang si sedikit butuh tenaga ekstra. Terkadang sampe ada adegan lari-lari dulu ketika hendak membujuk dia untuk mandi. Tapi aku enggak pernah putus a

Ayah Kenapa Aku Berbeda?

Jakarta, 24 April 2018 Ayah kenapa aku berbeda?. Ayah kenapa aku tak seperti anak-anak lain?. Inilah pertanyaan dulu sewaktu aku kecil. Dulu aku sangat bodoh, sangat sangat tidak peka. Masyaa allah begitu sayangnya ayah kepada putri yang dia sangat cintai. Hingga dia menyelamatkan anak-anaknya dari perkara yang bathil. Dia tak pernah menjelaskan ketika dia melarangku  berbuat sesuatu yang menurutnya bathil tapi menurutku sah-sah saja. Dia menyelamatkanku dengan tindakannya. Pertanda dia sangat mencintaiku.  Kisah ini aku tulis dengan sepenuh hati. Berharap orang lain tidak menghikuti perbuatanku. Dimulai dari ketika aku berumur 9 tahun, lalu aku berfikir kenapa aku tak seperti anak-anak lain. Bisa menikmati acara pentas seni, menari-nari di panggung dalam rangka ulang tahu republik Indonesia (17 Agustus). Jauh-jauh hari tanpa sepengetahuan ayah, aku sudah menyiapkan tarian anak-anak untuk pementasan itu. Entah dari mana Ayah tahu, malam itu aku dikunci dalam kamarku. Aku dilara

Caraku..

Tak peduli seberapa lama aku menunggu susuatu yang Allah janjikan untukku. Tak peduli seberapa berat godaan yang menerpaku dalam menjaga cinta suci untuknya. Tak peduli berapa banyak cibiran orang-orang yang mengarah kepadku hanya karena aku berbeda dengan mereka. Tapi aku peduli dengan aturan Allah yang tersusun rapi. Aturan Allah tersusun dengan indah dalam menjemput cinta yang diberkahi dan diridhoi oleh-Nya Setiap sujud, aku mendoakannya supaya dia dalam keadaan yang baik. Meski aku tak tahu seperti apa orang yang akan menggenapi separuh agama. Setiap kumpulan pasukan air yang berjatuhan dari langit, akupun berdoa supaya suatu hari aku bertemu dengannya dalam situasi dan waktu yang indah. Terkadang ada perasaan rindu, tapi aku alihkan dengan doa. Karena bagiku, merindukanmu sebelum ada ikatan yang halal akan membuatku bermaksiat kepada-Nya. Begitulah pikirku... Sekumpulan perasaan yang terbingkai dalam unttaian indah berupa doa untukmu. Membuat aku mempunya

Pilih Aku Karena Agamaku

Untukmu yang namanya telah tertulis di Lauhul Mahfudz jutaan lalu. Aku tak cantik, wajahku juga sangan standar. Tak secantik Dian Sastro. Suaraku tak semerdu Raisa Penyanyi kebanggaan Indonesia. Akhlakku juga belum baik. Dan aku juga bukan berada dari keluarga yang kaya. Inilah aku, wanita yang berprinsip dan berusaha menjadi pribadi yang sebaik-baiknya versi diriku. Inilah aku, wanita sederhana dengan penuh keyakinan dan semangat  Semangatku ini bukan untuk menjdi orang lain yang dibanggakan. Tapi menjadi hambanya Allah yang sholeh. Aku mempunyai cinta, yang nantinya akan kuberikan kepadamu dengan tulus. Ku jaga cintaku selama 25 tahun. Ku jaga semua kehormatanku untukmu wahai  Calon Abi untuk anak-anakku.Karena bagiku, memuliakan cinta sedari sebelum aku dan kamu belum bertemu. Bagiku, membaktikan diri dimulai sedari aku dan kamu belum bersanding. Aku percaya, suatu hari aku dan kamu ditakdirkan bertemu. Jika aku tidak menemukanmu. Mungkin saja engkau yang ak

Aku Percaya Takdirku

Detik demi detik berlalu. Entah apa yang sedang kita tunggu. Apakah sesuatu yang membuat kita bahagia seperti halnya menunggu Jodoh terbaik yang Allah kirimkan untuk kita. Atau bahkan kita sedang menunggu kematian yang akan menjemput kita. Semua itu tidak akan terlewatkan oleh kita. Kita akan mengalami fase tersebut. Allah dengan segala imu-Nya mampu megetahui dan menetapkan apa-apa yang terbaik untuk kita. Begitulah yang aku pikirkan. Sebagai mananusia biasa , terkadang ada keresahan. Tapi aku sadar, rasa resah dan was-was itu datangnya dari syaiton. Lalu akupun memohon kepada Allah Ta'ala untuk menghilangkan rasa was-was tersebut. Aku percaya takdirku di dunia ini tidak lain tanpa sedikitpun melenceng dari perhitungan-Nya. Seperti ketika aku menatinya menjemputku. Rasanya ada kerinduan yang aku ingin sampaikan kepada seseorang yang entah siapa itu. Tapi aku percaya, dia di sana sedang memperbaiki diri sembari memampukan dan menyiapkan dirinya untuk menjemputku dalam keri

Libatkan Allah Dalam Segela Urusan

Ketika kita sedang dalam mengalami beberapa masalah, merasa bingung dalam menentukan sebuah pilihan. Maka hal pertama yang harus dilakukan seseorang ialah libatkan Allah Azza Wa Jalla. Sesungguhnya dengan Ilmu-Nya Allah maha mengetahu mana yang terbaik untuk setiap hambanya. Percayalah ketika kita dihadapkan masalah cukup dengan shalat dan berdoa kepada Allah, dengan kuasanya Allah akan memberi petunjuk dengan cara yang ia tentukan. Terkadang berkhusnudzon terhadap ketentuan Allah itu memang sulit. Apa lagi sifat manusia yang banyak berpikir ini dan itu. Tapi percayalah, ini hanyalah kebiasaan. Seperti halnya kalau kita setiap hari melakukan sholat tahajjud. Dan suatu malam kamu tertinggal tahajjud maka akan ada perasaan yang kurang. Kebiasaan itu harus dilatih bukan ditunggu. Begitu pula berhusnudzon terhadap ketentuan Allah. Kita harus membiasakan diri untuk berhusnudzon.  Sesungguhnya tidak ada yang tidak baik untuk kita yang Allah rancang. Karena Allah maha penyayang. Kare

Bertindak Jujurlah, Ada Tuhan Mengawasi Kita

Sering kali kita lupa saat melakukan sesuatu yang menurut nurani kita itu salah tetapi tetap saja dilakukan. Terkadang ada pergulatan batin. Antara melakukan atau tidak. Masing-masing terdapat konsekuensinya. Ada yang dinamakan konsekuensi dunia, Ada juga yang dinamakan konsekuensi Akhirat. Tapi dari keduanya ada yang paling penting yaitu konsekuensi akherat. Tuhan yaitu Allah SWT memberikan jalan untuk kita. Namun kita ditugaskan untuk memilih, menjemput dan mengambil cara yang benar. Ketika kita melakukan suatu hal dengan tidak jujur, pastilah ada konsekuensinya. Bisa saja lolos mencurangi manusia dan berhasil untuk kepentingan sendiri. Tapi ingat ada Tuhan yang selalu mengawasi kita 24 jam, dimana pun, dan kapanpun. Segala tindak tanduk kita tak akan luput dari pengawasan-Nya. Akan ada saatnya kita ditanya. "Wahai manusia kenapa kau melakukan hal yang tak benar pada hal aku telah menyediakanmu jalan yang benar?". Itu masih satu pertanyaan yang bisa saja dipertanyaan s