Kado Terakhir Cinta

Kado Terakhir Cinta



Tet…tet… bel masuk sekolah berbunyi, Cinta bergegas menuju kelasnya. Nampak terlihat olehnya beberapa siswa yang terburu- buru bahkan ada pula yang berlari-lari. Ya, mungkin mereka takut guru sudah datang lebih dahulu ke kelas mereka. Begitu pula dengan Cinta kali ini ia datang kesiangan karena ia terlambat bangun pagi. Kini ia tengah sampai di depan kelasnya, ia beruntung karena guru belum datang. Terlihat olehnya beberapa teman-temannya sedang mengerjakan PR bahkan ada pula yang masih asyik bermain HP.
“ Pagi,Cin?”, sapa Shinta sahabatnya.
“ Pagi juga, kamu lagi ngerjain apa Shin?”,  Tanya Cinta sembari menaruh tasnya.
“ Aku lagi ngerjain PR Matematika nih soalnya tadi malam aku nggak sempat ngerjain gara-gara ketiduaran habis nonton film BBF (boys before flowers) hee…kamu udah ngerjain belum?”, Tanya Shinta sembari asyik dengan PRnya.
“ Uhh…dasar kamu!, aku udah ngerjain dong tadi malam”, katanya meledek.
Cinta tergolong anak yang rajin dan pandai bahkan ia selalu menjadi juara kelas. Semua teman-teman di kelasnya sangat menyayanginya karna Cinta anak yang ramah, tidak sombong dan baik. Ia selalu mengajari temannya tentang pelajaran yang temannya belum bisa. Tak heran ia di juluki sebagai peri penolong. Saat ini Bu Hesti masuk ke kelas untuk mengajar pelajaran Matematika semua anak-anak pun terdiam dan bersiap menerima pelajaran.
****
“ Cin, ke kantin yuk?”, ajak Shinta.
“ Yuk, tapi ntar habis ke kantin ke perustakaan ya?”, sambungnya.
“ Oke, deh si kutu buku”, canda Shinta.
Setibanya di kantin Cinta melihat seseorang yang ia amat kagumi, ia nampak sedang bergurau dengan teman-temannya sembari makan snack. Dia terlihat amat sangat mengagumkan, bibirnya yang indah, rambutnya yang hitam bermodel cepak, kulitnya yang putih dan memakai seragam sekolah yang dibalut dengan jas yang senada. Ia sungguh nampak bak seorang prince charming atau orang lain bias bilang bak seperti seorang dewa yang tampan atau apalah. Maka, tak herann penyakit  Salah tingkahpun menghinggapi Cinta. Shinta sahabatnya pun menyadari kalau Cinta tengah dilanda penyakit salting itu. Ya, yang dilihat oleh Cinta yaitu Arya Putera Pratama  Permandika si anak paling popular di sekolahnya. Arya tergolong anak yang populer di sekolah bukan hanya karna penampilannya yang super keren atau wajah tampannya tapi juga karena prestasinya yang gemilang dan jabatannya di sekolah sebagai ketua OSIS. Selain itu, di sekolah Arya menjadi bintang basket yang sangat berbakat.
 Bahkan saat ini di kantin beberapa pasang mata anak perempuan tertuju kepadanya, beberapa dari mereka bahkan ada yang rela memesan tempat makan kepada Ibu kantin  sebelum istirahat untuk memesan tempat duduk  yang ada di sebelah tempat duduk Arya hanya agar bisa memandang wajahnya.
Begitu pula dengan Cinta yang sangat mengaguminya ia selalu menatap wajah kakak kelas favoritnya itu dari jauh. Sejak pertama Cinta melihat Arya dalam acara MOS itu Cinta sangat menyukainya. Entah kenapa. Tetapi, saat ini ia tak bisa mengenal lebih jauh bahkan ia hanya menyimpan perasaan kekaguman itu di dalam hatinya, dan hanya bisa memimpikannya. Ia tak berani mengungkapkan kekagumannya kepada Arya. Hanya , Shinta yang tahu tentang perasaannya itu. Shinta selalu menjaga rahasia cinta yang mengagumi Arya walaupun Arya adalah teman kakaknya yaitu Dylan.
“ Cin, itu siapa hayoo?”, Shinta mulai menggodanya.
“ Iya, aku tahu duh jangan keras-keras dong ntar ada yang tahu”, kata Cinta khawatir.
“ Oke,deh duh yang lagi hatinya berbunga-bunga”, goda Shinta kembali.
“ Ihh… apaan si kita pergi aja yuk dari sini “.
“ Lho, kok gitu bukanya kamu seneng bisa memandangi wajahnya di sini kok
malah ngajak pergi?”, kata Shinta sembari memandang ke
arah meja Arya.
“ Udah,deh jangan nggoda terus aku malu nih gimana kamu mau nggak pergi dari sini kalau nggak aku tinggalin nih?”.
“ Iya,deh aku mau ayo ita pergi dari sini”, ajak Shinta.
Cinta dan Shinta pun mengurungkan diri untuk membeli snak di kantin dan meninggalkan
Setibanya di perpustakaan sekolah ia menuju rak-rak buku untuk mencari buku yang diinginkan cinta. Sementara itu, Shinta asyik memainkan Hpnya sembari mengikuti langkah sahabatnya itu.
“ Cin, kok tadi kamu malah minta pergi dari kantin?, pada hal kan ini kesempatan kamu buat memandangi wajah kak Arya lebih lama hee…”, Tanya Shinta dengan sedikit menggoda sahabatnya.
“ Iya, soalnya kalau aku lihat dia dalam waktu lama bisa-bisa pulang sekolah aku masih terbayang-bayang wajahnya terus bahkan bisa-bisa malamnya aku nggak bisa tidur juga”, sahutnya dengan canda.
“ Uhh…dasar!, oh iya dua minggu lagi kan ulang tahun kamu dan hari Sabtu depan ada acara ultahnya SMA kita. Kamu pengin kado apa Cin  ntar pas ultahmu?”, celetuk  Shinta mengalihkan pembicaraan.
Cinta tak lantas menjawab pertanyaan sahabatnya itu, wajahnya berubah menjadi murung dan beberapa menit selanjutnya ia menjawab pertanyaan Shinta.
“ Shin, sebenernya aku nggak mau apa-apa pas ultahku, di usia sweet seventeen dimana anak-anak lain merayakan pesta ultahnya dengan meriah dan megah tapi aku tak butuh semua itu. Aku hanya menginginkan kedua orang tuaku nggak jadi bercerai dan nggak pisah ranjang lagi seperti saat ini. Aku ingin, kak Virgo, aku dan Ayah-Bundahku berkumpul kembali itu sudah cukup buatku bahkan mungkin itu merupakan kado ultahku yang sangat special”, ujar Cinta yang dari tadi wajahnya sedikit muram.
“ Maafin, aku yah Cin?, bukannya aku bermaksud membuat kamu sedih dengan pertanyaan bodohku ini”, sambung Shinta menyesal.
Oh, iya Cin seandainya kak Arya tahu ultahmu terus dia ngucapin selamat gimana. Hee.. ?”, hibur Shinta mengalihkan pembicaraan.
“ kamu gimana si Shin, ya mana mungkin bisa terjadi lha orang dia aja nggak kenal aku masa mau ngucapin selamat ultah ke aku. Itu pasti hanya ada dalam mimpi kali”, celetuknya ceria kembali.
Cinta memang merupakan anak yang spesial, di kala masalah menimpanya ia tetap ceria dan tetap saja tersenyum di depan teman-temannya meskipun hatinya sedang menangis. Ia tak mau menyeret teman-temannya ke dalam masalah pribadi cinta maka dari itu ia tetap tegar dan mencoba bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.
“ iya, kan siapa tahu aja tuhan berbaik hati terus kamu dipertemukan dengan Kak Arya di suatu tempat terus kenalan deh. Hee…!!”, celetuk Shinta jahil.
“ Amien aja deh…tapi, yang pasti aku bakal seneng banget seandainya itu terjadi bahkan melebihi senengnya aku pas dapat nilai Matematika sepuluh”, sambung gadis itu sembari bercanda.
***
Keesokan harinya, Cinta berangkat sangat pagi karena hari itu ia kebagian jadwal menyapu. Ia begitu rajin bukan hanya rajin sama pelajaran di sekolah tapi juga ia selalu peduli dengan lingkungan. Ketika ia sedang menyapu tiba-tiba Shinta datang dengan wajah kegirangan. Iya, sungguh aneh entah kenapa yang pasti saat ini Cinta merasa heran dengan perubahan sikap sahabatnya pada pagi hari itu. Shinta mengampiri cinta yang sedang memegang sapu kemudian ia menggandeng tangan cinta menuju tempat duduk mereka. Bahkan Cinta mengurungkan niatnya untuk menyapu lantai kelasnya gara-gara Shinta mengajaknya duduk bersama di tempat duduknya.
“ Aduh,…ada apa si Shin?,aku kan mau piket nie keburu masuk?”, Tanya Cinta kebingungan.
“ Udah,nyapunya nanti aja absen dulu lagi pula kamu piket terus nggak pernah absen piketnya sekali-kali liibur boleh kan?. Hee..”, celetuk Shinta jahil.
“ Iya, terus maksud kamu apa ngajak duduk bareng?, apa kamu lagi sakit?, kamu nggak salah minum obat kan?”, Tanya Cinta serius.
“ Haa…kamu kira aku lagi crazi gitu. Tahu nggak?, ini tuh lebih penting dari pada tentang salah minum obat tahu?”. Shinta malah ngakak mendengar ucapan Cinta.
Cinta pun  semakin dihinggapi rasa kebingungan, beribu tanda Tanya menghinggapi kepalanya.
“ Kalau, bukan itu terus apa?”, Tanya Cinta.
“ Ya, udah aku kasih tahu dari pada tar kamu penasaran. Kamu tahu nggak  malam Minggu ini sekolah kita ngadain apa?”, Tanya Shinta membuat pensaran Cinta.
“ Ehmm…iya, tahu sekolah ngadain pesta di sekolah dalam rangka ultah SMA kita kan?”, jawabnya tegas.
“ Betul…seratus buat Kamu”.
“ Udah,deh Shin to the point aja emang kenapa?”,ujar Cinta sedikit kesal.
“ Oke. Gini tadi malam pas aku keluar dari kamar mau ngambil minum aku liat Kak Arya sama Kakak Dylan lagi ngobrol. Terus aku nggak sengaja dengerin pembicaraan mereka kalau mereka mau tampil di acara itu. Nah,kebetulan aku disuruh sama kak Dylan  bawain kostumnya sama kostum teman-temannya yang mau manggung itu. Terus  aku punya ide cemerlang, gini ntar kan aku mau bawain kostum kak Dylan sama teman-temannya otomatis di sana ada kak Arya. Nanti kamu ikut aku  barang kali aja bisa kenalan sama dia gimana Cin?”, ujar Shinta panjang lebar.
“ Wah, kamu pinter banget Shin tapi..?”, sambungnya dengan wajah cemberut.
“ tapi, kenapa Cin?”.
“ Kamu tahu kan Bundaku dia nggak bakal ngizinin aku buat datang keacara itu apa lagi acara itu kan diadain malam hari. Soalnya nanti Bunda khawatir kalau saja  ada kak Virgo Bunda pasti ngizinin hanya kak Virgo yang  bisa dipercaya oleh Bunda karna kak Virgo bakal ngelindungin aku, sayangnya kak virgo lagi kuliah terus dia nggak pulang minggu ini Shin”, kata Cinta sedikit menyesal.
“ Oh, itu tenang aja ntar aku yang bujuk Bunda agar kamu bisa datang ke acara itu. Bundah, pasti percaya sama aku kalau kamu datang dan pulangnya bareng aku. Pokoknya ntar kamu siap-aiap aja dandan yang cantik. Entar aku minta sama kak Dylan mampir ke rumah kamu sebelum kita ke sekolah buat njemput kamu. Gimana ?”, ujar Shinta.
“ Oke, eh Shin tapi kamu nggak cerita ke kak Dylan kan  kalau aku suka dan ngefens banget sama kak Arya kan?”, Tanya Cinta.
“ Nggak,kok tenang aja”, sambung Shinta.
Sebenarnya Shinta telah cerita kepada kakaknya kalau Cinta sangat menyukai temannya yaitu Arya, tetapi meski begitu Shinta mengelak jika Dylan tidak tahu-menahu perihal perasaan Cinta. Selain itu, Shinta meminta kakaknya untuk tidak menceritakan perasaan sahabatnya itu kepada Arya dengan dalih agar Cinta dan Arya bisa kenal dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain. Shinta dan Dylan hanya bisa membantu Cinta melalui strategi yang mereka buat agar keinginannya terkabulkan.
Jam masukpun berbunyi kali ini pelajaran Fisika. Pak Sugiman masuk ke kelas untuk memulai pelajarannya . Shinta dan Cinta pun bersiap menerima pelajaran tersebut tanpa ada lagi pembicaraan di antara mereka.
***
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Shinta dan  Cinta. Iya, hari di mana strategi Shinta untuk mengenalkan sahabatnya itu dengan Arya dilaksanakan. Semua anak di sekolah mempersiapkan kostum yang akan mereka kenakan di acara malam itu tak terkecuali dengan Cinta dan Shinta.  Cinta akhirnya diizinkan untuk datang keacara sekolah itu sama Bundahnya setelah Shinta merayu bahkan membujuk Bundahnya Cii Shinta untuk mengenalkan Cinta dengan Arya iap mnta agar mau mengizinkan Cinta datang. Dan ternyata rayuan Shintapun sangat ampuh meluluhkan hati Bundah. Dengan gaun berwarna pink, rambut tertata rapi serta dibalut make up yang bernuansa natural   Cinta tampak terlihat sangat cantik dan mempesona bak seorang Cinderella. Ia tampak berbeda dibandingkan hari-hari biasa. Sebuah mobilpun berhenti di depan rumah Cinta. Ternyata itu mobil Dylan dan Shinta yang hendak menjemput Cinta. Pintu dibukakan oleh mbok Sum pembantu Cinta.
“ Assalamualaikum, mbok Sum?”, sapa Shinta dan Dylan.
“ Walaikum salam, eh mas Dylan sama mba Shinta, mau jemput mba Cinta ya?, ayo mba-mas masuk”, celetuk ramah mbok Sum.
“ Iya, mbok Cinta sudah siap?”.
“  Sebentar lagi mba Cinta turun mas-mba”, sambung mbo Sum. Shinta sudah sangat akrab dengan mbok Sum atau Bundah karena ia sering berkunjung ke rumah Cinta. Begitu pula dengan Dylan, ia sering datang ke rumah Cinta untuk menjemput adiknya jikalau Shinta berada di rumah Cinta maka tak heran Bundah sudah percaya dengan mereka ditambah lagi Ibunya Shinta merupakan teman Bundah satu arisan.
            “ Eh, Dylan sama Shinta sudah datang. Maaf yah kalian pasti lama menunggu soalnya Bunda harus mendandani Cinta dulu”, sapa Bunda sembari bersama Cinta turun menuju ruang tamu.
“ Ahh, Bunda nggak apa-apa kok tadi kita baru saja datang”, sambung Dylan dan Shinta.
“ Wah, Cinta kamu cantik banget pakai gaun ini beda banget kaya hari-hari biasa”, celetuk Shinta memuji.
“ Iya, benar Cin kakak aja sampe tak bisa mengenali”, sambung Dylan.
“ Ahh, kakak dan Shinta bisa aja Cinta jadi malu nih”.   
Cinta tersenyum mendengar pujian dari Dylan dan Shinta.
“ Jadi, ini mau gimana mau langsung berangkat atau bagaimana?”, Tanya Bunda mengalihkan pembicaraan.
“ Iya, Bunda kita langsung berangkat saja soalnya nanti keburu ke malaman”, jawab Dylan.
“ Ya, udah hati-hati aja yah terus Bunda titip Cinta..”.
“ Tenang aja Bunda Cinta bakal kami jagain kok nanti kalau ada yang kurang ajar sama Cinta biar Dylan sama Shinta yang hajar. Hee..”.
Mereka pun akhirnya meninggalkan rumah Cinta, dan bergegas menuju sekolah untuk menghadiri acara ulang tahun sekolahnya. Sesampainya di sana nampak suasana meriah mengiringi jalannya acara. Terlihat beberapa siswa sedang bergerombol menikmati jalannya acara. Acara itu seperti acara perpisahan siswa-siswi kelas X11, di acara itu diwajibkan memakai gaun bagi yang perempuan dan menggunakan jas dibalut kemejan bagi anak laki-laki. Oh, really indah.
Saat Shinta, Cinta dan Dylan tiba di pesta Arya sedang memberikan sambutan acara. Maklum Arya merupakan ketua OSIS  Sekolah. Cinta sungguh terkesimak dan terpesona melihat idolanya sangat lihai memberi sambutan tanpa  rasa gugup sedikitpun. Sementara itu nampak diseberang sana terlihat olehnya seorang cewek yang sedang menerikan nama Arya  sembari memberi tepuk tangan. Ya, ternyata cewek itu adalah Natasya teman sekelas Arya yang selalu mengejar-ngejar Arya meskipun Arya  tak pernah menyukainya bahkan Arya pernah menolaknya. Penyakit sebal  Cinta tiba-tiba datang setelah Cinta melihat kakak kelasnya Natasya. Tetapi untungnya rasa sebel itu bisa dihilangkan. 
“ Cin, ayo jangan dilihatin terus idola kamu,ingat kita harus ke belakang panggung buat ngasih Jas-jas ini”, ujar Shinta menyadarkan dari Cinta,
“ Jas?”, Tanya Cinta balik.
“ Aduh, mulai deh penyakit linglung kamu kambuh lagi. Lha kita sekarang lagi bawa apa?, Jas buat manggung  kan. Tadi kita disuruh kak Dylan anterin ke belakang panggung sebelum kita menikmati acara ini sepenuhnya. Kamu lupa?”, ujar Shabatnya panjang lebar.
“ Upps, sory aku lupa”.
“ Uhh…dasar Cinta pasti gara-gara tadi ngeliatin Arya terus deh, ya udah mending kita langsung ke belakang panggung aja yuk”.
Akhirnya Shinta dan Cinta pergi menuju ke belakang  panggung. Saat Cinta dan Shinta tiba di tempat tujuannya terlihat oleh mereka berdua yaitu Dylan serta teman-temannya yang berada di seberang sana. Shinta dan  Cinta pun melangkah menuju arah Dylan berada.
“ Kalian berdua kemana aja si?, dari tadi kakak nunggu kalian tapi nggak juga datang untung giliranku sama teman-teman belum dimulai”, Tanya Dylan dengan ekspresi wajah serius.
“ Sory, Kak kita nggak kemana-kemana kok cuman tadi biasa ada yang lagi terkagum-kagum meihat idolanya lagi tampil. Hee..”, celetuk Shinta sembari melirik ke arah Cinta.
Cinta hanya bisa terdiam dan tertunduk malu karena ia meras orang yang  diomongkan Shinta kepada Dylan adalah dirinya. Lantas Dylan pun mengerti apa maksud Shinta ia pun tersenyum melihat sahabat adiknya tercinta terkagum-kagum kepada temannya Arya. Tapi ia tak berani menenbung benar tidaknya kepada Cinta.
“ Ya, udah nggak apa-apa”, kata Dylan mencairkan suasana.
“ Oh, iya semua kenalin ini adikku tercinta namanya Shinta dan sahabatnya Cinta”, Dylan memperkenalkan mereka berdua kepada teman-temannya.
“ Wah…wah… Dylan  curang   selama ini nyimpen cewek-cewek cantik nggak bilang-bilang”, celetuk jahil Doni salah seorang teman Dylan.
“ Weh, sembarang kamu awas jangan macem-macem ya sama mereka berdua”.
“ Tenang aja sob “, sambung Doni.
Dylan sangat sayang kepada adik tercintanya begitu pula kepada Cinta walaupun cinta bukanlah adik kandungnya tetapi Dylan sangat melindungi adiknya dan sahabat adiknya itu.
“ Shin, cepet kamu kasih jas yang ada di tanganmu ke ketiga temanku”, perintah kakaknya.
“ Oke, deh kak”, kata Shinta menyanggupinya.
“ Kak, jas yang ada di tangan Cinta dikasihkan ke siapa?”, Tanya spontan Cinta.
“ Oh, itu Cin nanti kamu kasihkan ke teman kakak yang satunya. Dia  belum ke sini nggak apa-apa kan kamu pegang dulu”, ujar Dylan.
“ Oh, nggak apa-apa kok kak”.
Dylan tak menyebutkan perihal siapa yang akan memakai jas yang ada di tangan cinta entah kenapa. Tiba- tiba terdengar suara yang menyapa  Dylan dan semua yang ada di situ. Bagi Cinta suara itu amat ia kenal, dengan segera ia membalikkan badannya. Dan ternyata suara  itu adalah suara Arya. Sungguh Cinta terkejut bukan kepalang ia tak menyangka bisa berada di sutu tempat dimana ada Arya. Cinta pun menjadi salah tingkah tetapi untungnya saltinngnya itu bisa diatasi. Kali ini ia sungguh sangat beruntung mungkin kali ini tuhan lagi sangat baik dengan Cinta bahkan bisa dikatakan sebagia anugrah.
“ Hai, semua sudah pada kumpul ya”, sapa Arya sembari turun dari panggung.
“ Iya,dong Ar kita kan nggak pernah ngaret kalau mau manggung”, celetuk Dylan.
“ Bro, tadi gimana ngasih sambutannya?”, Tanya Doni.
“ Alhamdulillah lancar”, jawab Arya.
“ Oh, iya Arya kenalin ini adik ku Shinta dan sahabatnya Cinta”, Dylan memperkenalkan mereka berdua.
Arya  menyodorkan tangannya kepada Shinta kemudian berlanjut ke Cinta. Tetapi, tak diduga-duga  Arya tak mau melepaskan tangan Cinta ketika bersalaman dengannya entah kenapa. Ia malah memandang wajah gadis itu sembari mengeluarkan senyum termanisnya tanpa melepaskan tangannya. Untungnya Dylan menyadarkan mereka berdua sehingga tidak kelamaan bersalamannya.
“ Upps… maaf”, ujar Arya tersadar dari terpesonanya.
“ Iya, nggak apa-apa”, jawab Cinta.
Entah, perasaan apa yang memenuhi hati Cinta saat ini, tapi yang pasti saat ini ia sangat bahagia.
“ Nah, Cinta kasihkan jas yang ada di tangan kamu kepada Arya agar Arya bisa siap-siap”, pintah Dylan.
“ Iya, kak”, jawabnya.
Cinta pun memberikan Jas yang ada di tangannya kepada Arya. Tiba-tiba Arya meminta Cinta memakaikan jasnya layaknya suami yang ingin istrinya memakaikan jasnya saat hendak berangkat ke kantor. Hal inilah yang membuat Shinta dan Dylan heran, meski begitu mereka sangat senang tanpa mereka turun tangan  ternyata Cinta dan Arya bisa akrab. Saat ini hati Cinta berbunga-bunga karna tak terbayangkan olehnya sedikit pun bisa mengal sosok Arya.
“ Kamu kelas berapa?”, Tanya Arya membuka pembicaraan.
“ A…aku kak?”, jawab Cinta gugup.
“ Iya, emang siapa yang lagi aku ajak ngomong selain kamu?”, celetuk Arya.
“ Hee… maaf kak aku kelas X1”, jawab Cinta sembari tersenyum kepada kakak kelas idolanya.
“ Oh, kelas X1 berarti beda setahun yah sama aku”, smbung Arya.
            Cinta akhirnya selesai memakaikan jas. Dan  kemudia Arya, Dylan dan lainnya telah dipanggil oleh host  yang membawakan acara untuk segera menempatkan diri ke atas panggung untuk perform. Sementara itu Cinta dan Shinta kembali ke depan untuk melihat penampilan Arya, Dylan dan teman-temannya.Begitu mereka perform semua orang pun memberika sorak meriah. Tepuk tangan, teriakan serta poster yang bertuliskan nama band merekapun ada di tangan penggemarnya. Ya, band mereka meupakan band kebanggan sekolah maka tak heran banyk digandrungi.
          Waktu menunjukan pukul 23.30 WIB  semua acara telah ditampilkan. Malam itu merupakan malam yang indah untuk Cinta. Kini saatnya pulang, Cinta, Shinta dan Dylan melangkah menuju tempat parkir dimana mobil Dylan terparkir. Saat beberapa langkah lagi meninggalkan area pesta, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil nama Dylan. Suara itu jelas dan tidak asing lagi bagi mereka. Ya, ternyata suara itu adalah suara Arya.
          “ Lan, aku boleh nebeng bareng kamu nggak?”, kata Arya sembari mendekat.
“ Hmmmm…boleh, lho emang tadi kamu berangkatnya pake apa?, dianterin supir?”, Tanya Dylan.
“ Tadi aku berngkat pake motor terus motornya dibawa Doni soalnya tadi Natasya minta pulang bareng aku. Kamu  kan tahu sendiri aku nggak suka sama dia jadi tadi aku Cuma mengiyakan aja. Abis aku males nanti malah minta mampir ke mana-mana. Hee…bolehkan aku ikut bareng kalian?”, ujar Arya panjang lebar.
“ Uhh…dasar kamu. Oke, deh tapi ntar kita anterin Cinta dulu soalnya aku udah dipesinin sama Bundanya agar tidak pulang terlalu malam”.
           Cinta dan Shinta hanya tertawa melihat pengakuan Arya yang blak-blakan.
Dylan memperbolehkan temannya itu ikut dengannya. Entah karena dia sohib baiknya  atau karena Dylam memandang ini kesempatan untuk membuat Cinta akrab dengan Arya. Dengan sengaja  Sementara itu, Shinta meminta untuk duduk di depan bersama kakaknya itu sedangkan  Cinta dan Arya duduk di belakang layaknya sepasang pangantin yang sedang diantarkan menuju tempat peristirahatan.
         Akhirnya dengan mengendarai Xenia silver  mereka benar-benar meninggalkan area pesta tersebut. Beberapa menit kemudian sampailah di sebuah rumah yang megah dan dikelilingi lampu-lampu taman. Arya yang merasa lelaki sejati membukakan pintu mobil untuk gadis manis nan lugu itu turun dari mobil begitu pula Dylan dan Shinta yang ikut-ikutan turun.
“ Kak, Dylan terimakasih yah sudah dianterin?”, ujar gadis itu.
“ Iya, Cinta nggak apa-apa. Salam yah buat Bunda?”, jawab Dylan.
“ Iya, kak nanti Cinta sampaikan”.
“ Cin, selamt tidur yah malam ini bisa mimpi indah nih”, celetuk jahil Shinta sembari melirik sosok Arya.
       Meskipun Shinta melirik ke arah Arya ketika ia berani berkata seperti itu. Tetapi Arya tak menyadari bahwa dialah yang menjadi bahan omongan Shinta.
       “ Selamat tidur yah Cin?”, kata Arya dengan senyum manisnya.
“ Selamat tidur juga kak”, sambung Cinta yang wajahnya kini berninar-binar.
Sesaat kemudian Cinta masuk ke dalam rumahnya sementara itu Dylan dan Shinta mengantarkan Arya setelah mengantarkan pulang Cinta terlebih dahulu. Kini mobil Dylan meninggalkan area rumah Cinta, kali ini Shinta meminta duduk di belakang dan Arya duduk di depan menemani Dylan. Di saat di tengah-tengah perjalanan. Tiba- tiba Arya mengatakan sesuatu yang membuat Dylan dan Shinta terkejut. Dan kayanya pertanda rencana yang mereka buat akan berhasil.
     “ Lan, Cinta cantik banget yah?, terus dia kayanya lugu banget deh nggak kaya cewek-cewek yang ngejar-ngejar aku?”, ujar Aya membuka pembicaraan.
“ Hmm…Shin,kayanya ada yang lagi terkagum-kagum nih jangan-jangan falling in love  dan ditambah lagi first love nih”, kata Dylan menggoda.
“ Iya, nih kak Dylan ada yang lagi terkagum-kagum pantes pas kenalan salamannya lama banget”, sambung Shinta yang ikut-ikutan menggoda.
“ Ihh…kalian apa-apaan si aku Cuma tanya tok kok nggak ada maksud lain”, celetuk sewot Arya.
    “ Hmm…masa si?, kalau nggak ada maksud lain kok jadi sewot. Hee..”, celetuk Dylan.
“ Masa kalian nggak percaya si?”.
“ Iya, deh kita percaya. Ya, memang  Cinta anak yang baik, lugu dan banyak disayang oleh teman dan keluarganya dan terlebih Bunda. Tapi dia…”.
“ tapi, kenapa Lan?”, Tanya Arya serius.
“ Dia, bakal kehilangan kasih sayang dari ayahnya karna orang tuanya mau bercerai. Entah kenapa”, ujar Dylan panjang lebar.
“ Shinta, apa betul yang dikatakan Dylan?”, tanya Arya balik.
“ Iya, kak itu semua benar”, jawab Shinta.
“ Woy, kok jadi sedih-sedihan gini. Ketahuan nih kamu”, goda Dylan kembali mengalihkan pembicaraan.
“ Apaan si Lan”.
        Wajah Arya memerah layaknya orang yang habis ketahuan pertama kalinya menyukai cewek. Kini mobil melaju kencang menuju rumah Arya hingga benar-benar sampai di area rumah Arya.
***     nanti s dia jadi tadi aku cuman ya minta pulang bareng aku kamu kan tahu seendiri lan. suara ngi. setelammmmmmmajhmimanajghjbuabcugdv   maammmm
          Sejak acara pesta ulang tahun sekolah, mereka berdua menjadi akrab. Arya bahkan berani berkunjung ke rumah Cinta. Ia pun di terima Bunda dengan hangat.
           Suatu hari Arya menemuhi Bunda tanpa sepengetahuan Cinta. Tapi, pertemuan ini sangat berbeda dengan biasanya, Arya terkesan menemuhi Bunda dengan maksud serius. Yah, Arya sengaja melakukan hal itu karena Arya ingin meminta izin untuk serius dengan Cinta dan ia berani meminta kepada Bunda agar Bunda mengizinkannya untuk bertunangan dengan Cinta walau ia dan Cinta masih sekolah. Sungguh sangat konyol, tetapi ia melakukan itu agar ia bisa melindungi gadis yang sangat dicintai dan disayanginya..
Bunda pun sontak kaget mendengar permintaan Arya yang ingin bertunangan dengan Cinta. Dan beberapa, kemudian Bunda menangis ia bercerita kalau Cinta sebenarnya selama ini menderita penyakit kanker sebulan yang lalu. Tak satu pun yang tahu hanya Bunda yang tahu bahkan Shinta yang sahabatnya atau Pak Arman pun tak mengetahuinya.Ia, terdiam dan Wajahnya pun sontak berubah menjadi sedih. Beberapa saat kemudian cowok itu pun mengeluarkan suaranya, ia mencoba meyaknkan Bunda untuk bisa menjaga cinta selamnya dan ia pun kukuh ingin bertunangan dengan gadis pujaannya terlebih saat Bunda mengatakan Cinta punya penyakit. Ahirnya, Bunda mengizinkan keinginan Arya meskipun ada keraguan di hati Bunda.. Dan langkah Arya pun untuk bertunangan dengan Cinta tidak semulus yang ia inginkan. Arya harus menghadapi kedua orang tuanya serta ayah Cinta untuk minta restu. 
Dengan semangatnya dan keberaniannya ia mendatangi tempat kerja pak Arman. Ia sungguh sangat berani bak seorang  superman .  Sekertaris pak Arman menelpon bosnya untuk menanyakan apakah  pak Arman mau menerima Arya. Telepon pun kini ditutup oleh sekertaris itu dan akhirnya arya dipersilahkan untuk menemui pak Arman di ruangannya.
Arya pun melangkah menuju ruangan pak Arman hingga ia benar-benar meningalkan lobi kantor. Dan beberapa menit kemudian ia sampai di ruangan pak Arman. Nampak olehnya ruangan itu sangat megah dan nampak sunyi, Arya pun mulai membuka pintu ruangan itu. Terlihat laki-laki tua sedang duduk di sebuah kursi putar sembari membaca sejumlah berkas kerjanya.
“ Selamat, siang pak”, sapa ramah Arya.
“ Iya, silahkan masuk”, sambut pak Arman.
“ kamu Arya kan teman sekaligus kakak kelas Cinta?”, Tanya pak Arman membuka pembicaraan.
“ Iya, pak”.
“ Aduh, jangan panggil pak dong panggil saja saya oom seperti yang biasanya Shinta dan Dylan panggil”, celetuk pak Arman.
“ Iya, pak eh maksud saya Oom”, jawab Arya.
“ Iya, saya tahu tentang kamu dari Cinta. Dia sering cerita ke Oom tentang kamu”.
“ Oh, jadi Cinta sering cerita ke Oom?”, Tanya Arya diiringi senyuman bahagianya.
“ Iya, Cinta sering cerita ke Oom kalau kamu sangat perhatian kepadanya. Terimakasih ya nak Arya sudah mau memperhatikan cinta. Sebenarnya semenjak Oom dan Bundanya Cinta pisah ranjang Cinta kekurangan kasih sayang Oom menyadari hal itu. Oom tahu kalau oom kurang memperhatikan karena Oom terlalu sibuk dengan pekerjaan hanya Shinta dan kamu yang memperhatikan. Selain itu Bunda dan Virgo pun sibuk dengan kegiatan mereka sehingga jarang memperhatikannya. Oom percaya kamu anak yang baik nak”, ujar pak Arman panjang lebar.
“ Oom bisa aja”, sambung Arya.
“ Ngomong-ngomong ada apa yah nak?”, Tanya serius Pak Arman.
“ Begini, Oom saya datang ke sini ingin meminta izin kepada Oom untuk bertunangan dengan Cinta. Saya harap Oom mengizinkan.”, ujar Arya dengan wajah seriusnya.
“ Apa?”, pak Arman terkejut.
“ Iya, Oom saya bersungguh-sungguh untuk menyayangi Cinta dan saya serius dengan Cinta”, jelas Arya.
Mendengar penjelasan Arya wajah Pah Arman yang tadinya ramah dan dipenuhi dengan senyuman kini berubah menjdi sengit. Pak Arman tak mau menyetujui permintaan Arya karena hal itu menurutnya sangat konyol hingga Arya pun diusir keluar dari ruang kerjanya. Dengan penuh kekecewaan Arya keluar dari ruang kerja pak Arman. Satu orang belum ditaklukannya dan ia harus menghadapi kedua orang tuanya untuk mendapatkan estu orangtuanya. Akhirnya Arya pun pergi meninggalkan tempat dimana ayah Cinta bekerja. Ia terus melangkah sembari berfikir bagaimana menaklukan kedua orang tuanya.
***
Hari itu Arya dengan kedua orang tuanya sedang makan di sebuah Restoran., maklum hari itu merupakan weekend . Arya serta kedua orang tuanya terbiasa makan bersama di luar setiap weekendnya setelah menghabiskan rutinitas masing-masing yang begitu padat. Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang pak Riko ayah Arya menyapanya. Pak Riko, Arya serta istrinya terkejut mendengar suara misterius itu yang semakin dekat menghampiri meja makan mereka. Ternyata tak disangka suara itu merupakan suara pak Arman ayah Cinta sunggu Arya terkejut bukan kepalang setelah mengetahui suara itu adalah suara Pak Arman. Begitu pula dengan Pak Arman beribu pertanyaan tentang Arya ada di benaknya.
“ Arya?”, sapa Pak Arman dengan wajah keheranan.
“ Oom?”, sambung Arya yang ikut kebingungan.
“ Lho, Arman kamu sudah kenal sama anakku Arya?”, Tanya serius Pak Riko.
“ Anakmu?”,sambung Pak Arman.
“ Iya, Arya anakku memangnya kamu sudah kenal?”, Tanya balik Pak Riko.
“ Oh, jadi ini anakmu Rik.Rik, kamu tahu anakmu ini datang ke kantorku untuk meminta restu bertunangan dengan anakku Cinta. Maka dari itu aku kenal anakmu ini.”, ujar Pak Arman.
“ Jadi, kamu ayahnya Cinta Man?”.
“ Iya, kok kamu bisa tahu nama anakku Rik?”, Tanya pak Arman.
“ Begeni, Man kemarin anakku si Arya ini juga meminta restu kepadaku dan istriku untuk bertunangan dengan seorang gadis yang bernama Cinta. Dan ternyata itu anakmu ya Man.”, celetuk Pak Riko.
Mereka berdua asyik mengobrol sendiri hingga mereka tak menyadari telah mencampakkan mamahnya Arya dan juga Arya. Mamahnya Arya dan Arya hanya bisa menggelengkan kepala dan hanya bisa mendengarkan obrolan-obrolan mereka. Mereka berdua bercanda, bak teman lama yang baru bertemu lagi, Pak Arman pun yang tadinya berniat tidak satu meja dengan Pak Riko kini mengurungkan niat itu dan bergabung dengan meja keluarga Pak Riko. Kemudian beberapa menit kemudian Arya menghentikan canda tawa mereka.
 “ Arya, sebenarnya Oom Arman ini sahabat papah waktu SMA dan sekarang juga Oom Arman ini teman bisnis papah. Makanya, papah tadi asik ngobrol dan malah mencampakan mamah dan kamu”,ujarnya sembari tertawa.
“ Oh, jadi Oom Arman sama papah saling kenal bahkan sahabatan toh”, sambung Arya yang ikut-ikutan tertawa.
Saat ini Arya, Pak Arman, Pak Riko serta istrinya sedang asyik bercanda gurau sembari menikmati makanan masing-masing yang ada di meja. Mereka semua bak keluarga yang sangat bahagia.
***
Malam harinya, setelah makan malam Pak Riko mengajak Arya untuk berbicara serius. Arya pun tak mengetahui apa yang ingin papah dan mamahnya katakan. Beribu tanda tanda tanya memenuhi benaknya.
“ Arya, apa kamu serius ingin bertunangan dengan Cinta anak Oom Arman itu?”, Tanya serius ayah Arya.
“ Iya, Pah Arya sangat sayang dan cinta sama Cinta. Terlebih kini Cinta lagi….”, ujar Arya yang kini wajahnya berubah menjadi sedih.
“ Maksud kamu Cinta lagi apa?”, Tanya serius ayahnya.
Wajah Arya tambah murung ia tak langsung menjawab pertanyaan ayahnya. Melihat raut muka sedih anak kesayangannyaia mengurungkan untuk memeksa Arya menjawab pertanyaannya. Tak terbayangkan oleh kedua orang tuanya Arya bisa sesedih ini, Arya yang sangat popular, tak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, Arya yang jadi sang juara di sekolah dan Arya yang sangat disukai oleh guru-guru di sekolah bisa sesedih ini. Beberapa menit kemudian kata-kata pun keluar dari bibir Arya.
“ Pah, sebenarnya  Cinta saat ini lagi menderita kanker tapi ia tak mau mengatakan kepada orang terdekatnya bahkan Arya dan Oom Arman tak mengetahui tentang itu. Hal itu dilakukan oleh dia karena dia nggak mau nyusahin orang lain maka ia merahasiakan penyakitnya itu. Hanya Bundanya Cinta yang tahu.Tapi, Arya tahu ketika Arya mememui Bundanya Cinta untuk meminta restu tunangan dengan Cinta di situ Bunda cerita kepada Arya kalau Cinta saat ini fisiknya lemah karena sedang menderita kanker. Sebenarnya Arya nggak bleh cerita kepada siapa-siapa pah tentang penyakit Cinta itu. Dan Arya sedih orang yang Arya sayangi sakit lebih baik Arya saja yang kesakitan daripada orang yang Arya sayangi menahan kesakitan”, ujar panjang Arya.
“ Kenapa, Ayah Cinta tidak diberi tahu?, apa nggak sebaiknya kamu ceritakan saja kepada Ayahnya Cinta tentang penyakitnya itu?”, sambung Pak Riko.
“ Nggak, Pah Arya udah dikasih tahu sama Bundanya Cinta untuk tidak mencerita tentang penyakitnya Cinta ke siapapun. Sampai menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan penyakit Cinta itu ke semua orang. Dan Arya mohon Papah dan Mamah jangan ngasih tahu yang Arya ceritakan ini ke siapapun yah”, kata Arya serius.
“ Baiklah, kalau itu yang terbaik buat kamu dan Cinta.  Oh, ya ayah mau ngomong sesuatu sama kamu”, ujar Ayah Arya mengalihkan topic pembicaraan lain.
“ Mau ngomong apa Pah?”, Tanya Arya serius.
“ Arya, kemarin Papah, Mamah serta Ayahnya Cinta sepakat untuk mengizinkan kamu dan Cinta bertunangan dan terserah kamu mau waktunya kapan”, ujar Pak Riko.
“ Apa Pah?. Papah serius?,papah nggak bohong sama Arya kan?”, Tanya Arya tak percaya.
“ Kelihatanya Papah sama Mamah lagi bercanda nggak”.
Arya sangat senang mendengar berita itu seperti ada secercah harapan yang muncul kembali serta pengorbanannya selama ini tak sia-sia dan kini membuahkan hasil.
“ terimakasih Pah Mah. Arya seneng banget Papah sama Mamah akhirnya mengizinkan Arya untuk bertunangan dengan Cinta”, ujarnya bahagia sembari memeluk Ayah dan Ibunya serta mencium tangan mereka.
“ Iya, Arya lagi pula waktu Papa sama Ayahnya Cinta kuliah dulu kita sempat mempunyai ide kalau nanti kita punya anak masing-masing entah Papah punya anak laki-laki atau sebaliknya Oom arman, kita sudah sepakat menjodohkan anak kita masing-masing karna untuk mempererat tali hubungan saja”, ujar Pak Riko panjang.
“ Sekali lagi terimakasih Pah Mah”.
“ Iya, sama-sama. Terus rencana kamu kapan tunangan itu dilaksanakan?, apa kamu bakal ngundang teman-teman sekolah kamu?”, Tanya Ayah Arya.
“ Rencananya pas Cinta Ulang tahun yang ke 17tahun yang jatuh pada hari Sabtu depan Pah. Arya pengin ngasih kejutan ke Cinta. Boleh kan Pah Mah?”, ujar Arya.
“ Iya, sudah kalau itu yang kamu inginkan Papah sama Mamah mendukung kamu”, sambung Pak Riko.
Hari itu hari dimana Arya mendapat secercah kebahagiaan yang sangat ia inginkan selama ini. Dan yang ia inginkan kini sudah terwujud yaitu restu dari kedua orang tuanya untuk tunangan dengan Cinta. Malam itu kesedihannya hilang dan terhenti oleh canda dan tawanya hingga waktu menghentikan canda-tawa mereka untuk segera ke tempat tidur melepas lelah.
***
 Malam ini merupakan malam sabtu,  malam dimana anak muda menyebutnya dengan sebutan hari ngedate sedunia. Hari  ini umur Cinta bertambah satu tahun dan ia kini bukanlah anak kecil yang selalu dimanja kini ia sudah beranjak dewasa. Pesta meriah pun dirayakannya di rumahnya. Terlihat olehnya teman-teman sekolah, juga tak tertinggal Kak Virgo yang menyempatkan pulang demi adiknya, Bunda yang sibuk menyiapkan lilin untuk Cinta tiup nanti, kak Dylan yang asyik ngobrol dengan kak Virgo ddan beberapa temannya yang datang serta Shinta yang asyik menikmati jamuan pesta.
Tapi, ia tak melihat sosok yang ia sangat sukai itu. Ya, sosok itu Arya ke mana Arya pergi?, apakah Arya takkan datang di acara ulang tahunnya itulah yang ada dipikiran Cinta saat ini. Kini acara pun akan dimulai host di acara ulang tahun Cinta mulai membuka acara tapi Arya tak kunjung juga datang Cinta pun gelisah tapi ia mencoba untuk bersikap biasa dan menghilangkan rasa kegelisahan itu. Season peniupann lilin dan pemotongan kue pun akan dilaksanakan. Tetapi, detik dilaksanakannya season itu tiba-tiba terdengar seseorang yang menyanyi diirngi suara gitar yang lembut di balik pintu masuk dan ternyata itu Arya yang sedang membawakan lagu “Happy Birthday”  diikuti lagu What you means to me”  lagu milik sterling Knight yang juga merupakan lagu kesukaan Cinta. Sungguh Cinta kaget mendengar Arya menyanyi dan tiba-tiba rasa kegelisahan itu pun hilang. Arya pun mendekati Cinta sembari masih menyanyikan lagu itu hingga Ia selesai menyanyikan lagu itu. Kemudian Arya merogo sesuatu yang ada di saku jasnya entah apa yang akan ia ambil yang pasti Cinta tidak mengetahui itu.
“ Cin, maafin aku yang sudah membuat kamu terkejut di malam ulang tahun kamu. Dan aku minta maaf nggak ngasih tahu ke kamu kalau aku akan bernyanyi di acara kamu. Aku nglakuin ini karna aku ingin membuat kamu bahagia. Dan kini aku ingin di malam yang indah ini dan dihadapan semua orng kita bertunangan. Hal ini, sudah aku rencanakan jauh-jauh hari sebelum hari ulang tahunmu tiba. Jadi, apakah kamu mau menjadi tunanganku?”, ujar Arya serius.
Cinta tak langsung menjawab pertanyaan Arya malah tiba-tiba terdengar suara misterius di tengah kerumunan orang-orang dan ternyata suara itu suara  pak Arman. Cinta sungguh sangat terkejut tak pernah ia ia bayiangkan kalau Ayahnya akan menghadiri acara ulang tahunnya.
 Cinta, terima saja permintaan Arya”, ujar pak Arman diiringi kedua orang tua Arya yang melangkah mendekati Cinta.
“ Ayah?”, kata Cinta terkejut sembari melangkah kea rah ayahnya dan memeluknya.
“ Iya, Ayah datang ke sini hanya untuk kamu sayang dan asal kamu tahu Arya yang meminta Ayah untuk datang di acara ulang tahun kamu. Ayah sadar selama ini ayah jarang memperhatikanmu lagi karna Ayah terlalu sibuk dengan pekerja Ayah. Hal ini, juga yang membuat Bunda ingin bercerai. Tetapi, Ayah sama Bunda sudah sepakat tak akan bercerai semua ini untuk kamu Sayang”, ujar Pak Arman.
“ Ayah?”, Cinta memeluk  Ayahnya lagi kemudian disusul Bunda dan Kak Virgo yang ikut memeluk Cinta.                   Kini keinginan Cinta yang mempersatukan keluarganya sudah terwujud berkat Arya. Arya memang luar biasa, sosok yang pemberani dan selalu berkorban untuk orang yang dicintainya.
Beberapa menit kemudian mereka melepaskan pelukan itu dan Ayh Cinta membujuk agar Cinta menerima tunangan itu.
“ Ayo, sayang terima cincin  itu”, kata Pak Arman.
Cinta tak langsung menjawab pertanyaan Ayahnya ia malah memandang kea rah Bunda dan bergantian kearah kak Virgo dan Shinta hingga mereka menganggukan kepala pertanda menyetujui kata ayah Cinta. Kini Cinta melangkah menuju arah Arya dan mengambil kotak Cincin itu dan membukanya. Sesaat kemudia ia mengambil salah satu cincin dan memakaikannya ke jari manis Arya. Arya pun tersenyum gembira dan mengambil cincin yang satunya untuk dipakaikan ke jari manis Cinta.
Namun, tiba-tiba belum sampai Arya memakaikan cincin itu, Cinta terjatuh tak sadarkan diri. Dengan segera Arya membawa ke kamarnya dengan diiringi langkah Pak Arman, Bunda, Virgo, Shinta, Dylan, Pak Riko serta istrinya yang dihinggapi rasa kekhawatiran. Sementara itu, tamu-tamu undangan meninggalkan pesta karna pesta dibubarkan mendadak. Cinta, tak kunjung juga siuman semua orang mencemaskannya. Begitu pula Bunda yang terus menangis dalam pelukan Pak Arman. Di sebelah Cinta nampak seseorang yang dari tadi memegangi tangan Cinta terus. Orang  itu adalah Arya yang dari tadi tak mau melepaskan tangan Cinta bahkan sesekali air matanyapun terjatuh tanpa sengaja membasahi pipinya. Selang beberapa menit kemudian Cinta siuman, kemudian ia memandang di sekitarnya. Ia melihat Bunda, ayahnya, kak Virgo, Dylan, kedua orang tua Arya serta Shinta sohibnya yang sedang menangis.
“ Arya?”, panggil gadis itu dengan suara pelan.
“ Iya sayang?, akhirnya kamu sudah sadar juga. Kamu nggak apa-apa kan?, aku sangat menghawatirkan kamu Cinta.”, ujar Arya khawatir.
“ Aku nggak apa-apa kok. Arya aku berterimakasih kepada kamu karena berkat kamu keinginanku untuk mempersatukan keluargaku sudah tercapai. Terimakasih Arya”, ujar Cinta.
“ Iya, sama-sama aku cuman pengin membuat orang yang aku cintai dan sayangi nggak sedih di saat hari ulang tahunnya makanya aku rela ngelakuin apa aja asal kamu senang”, kata Arya sembari masih memegang tangannya erat-erat.
Cinta pun tersenyum manis mendengar pengakuan Arya, kemudian ia melirik ke arah Bunda yang sedang menangis di pelukan ayahnya.
“ Bunda, kenapa Bunda nangis Cinta nggak apa-apa kok. Cinta seneng banget akhirnya keluarga kita bersatu lagi. Kak Virgo, Cinta, ayah dan Bunda bisa berkumpula kembali. Cinta sayang sama kalian semua”, ujar gadis itu dengan suara lirih.
“ Nggak saying, Bunda cuman terharu saja. Kamu cepet sembuh yah, Bunda juga sayang sekali sama Cinta”, sambung Bunda sembari mendekati putrinya dan kemudian mengelus kepalanya.
“ Ayah, kak Virgo terimakasih  atas kebaikan dan perhatian kalian kepada Cinta, cinta sangat senang sekali di malam ini”, kata gadis itu lagi.
“ Iya, kami sayang  sama Cinta dan akan selalu menjaga kamu sampai kapan pun”, sambung pak Arman yang kemudian mendekati Cinta.
“ kak Vigo juga akan selalu nglindungin cinta ke mana aja Cinta berada”, ujar Virgo yang juga ikutan mendekati Cinta dan kemudian mencium keningnya.
Beberapa saat kemudian Bunda, Virgo, dan Pak Arman melepas kecupannya itu dan sedikit menjauh dari tempat tidur gadis itu. Cinta pun sekarang melirik ke arah sahabat baiknya itu yang terlihat sedang menangis tersedu-sedu di pelukan Dylan kakaknya.
“ Shinta?”, panggil Cinta.
Shinta pun dengan segera melangkah ke arah sahabatnya itu kemudian memegang tangan Cinta.
“ Shin, terimakasih yah kamu sudah baik sama aku. Kamu memang sahabat terbaikku, terimakasih juga berkat kamu aku bisa kenal sama sosok idolaku di sekolah”, ujarnya sembari tersenyum.
“ Ya, Cin apa saja akan aku lakukan asal kamu bahagia. Sekarang kamu nggak mimpi lagi dia sudah jadi milikmu Cin. Makanya, kamu harus cepat sembuh agar bisa ngajarin aku pelajaran lagi sama teman-teman”, hibur sahabatnya itu.
Cinta tersenyum mendengar kata-kata Shinta, walaupun terlihat jelas Shinta menahan kesedihan. Kemudian tiba-tiba Cinta memanggil Arya yang ada di sebelah Kak Virgo untuk mendat darinya.
“ Arya, maukah kamu membawaku ke taman rumah?, aku ingin ke sana aku ingin duduk di ayunan bersama denganmu”, ujarnya dengan kondisi lemas.
Arya tak langsung menjawab, kemudian ia melirik ke arah Bunda pertanda Bunda akan mengizinkan tidaknya. Bunda dan yang lain pun menganggukan kepala agar Arya mau menuruti permintaan Cinta.
“ Baiklah, aku akan membawamu ke taman tapi izinkan aku menggendongmu sampai di taman ya?”, kata Arya.
“ Baiklah”, sambung gadis lugu itu sembari mengeluarkan senyuman.
Dengan penuh kasih sayang Arya membopong Cinta yang masih mengenakan gaun pesta namun wajahnya nampak pucat dan bibirnya tidak semerah merekah seperti biasanya. Sementara Bunda dan yang lainnya hanya bisa melihat dari belakang dan mereka nampak bersedih melihat kondisi Cinta seperti itu.
Sesampainya di ayunan Arya menurunkan Cinta kemudian mereka berdua duduk bersama. Nampak, dari belakang Arya merangkul bahu Cinta begitu pula Cinta yang kepalanya menjatuhkan di pundak Arya. Entah kenapa, tiba-tiba Cinta meminta cincin yang belum sempat ia pakaikan di jari manis untuk dipakaikan ke jarinya oleh Arya.
“ Arya?”, ujar Cinta dengan suara lirih.
“ Iya?”, sambungnya sembari memegang tangan Cinta.
“ Aku bersyukur banget bisa ketemu sama kamu dan bisa menjadi sedekat ini. Sebelumnya tak pernah aku bayangkan bisa kenal dengan sosok Arya yang sangat populer di sekolah. Kamu tahu Arya, setiap aku melihatmu aku tak rela memalingkan pandanganku kea rah yang lainnya  sampai-sampai Shinta sering menggodaku karena aku selalu salah tingkah ketika meliat kamu atau bertemu kamu”, kata Cinta bercerita.
Mendengar pengakuan Cinta Arya pun tersenyum. “ Aku, juga sangat bersyukur bisa ketemu kamu dan dikenalkan oleh Dylan. Sejak saat itu aku mulai menyayangi kamu bahkan melebihi menyayangi diriku sendiri. Dan kamu tahu nggak Cin, sebenarnya waktu selesai pesta itu aku sengaja ngatur strategi untuk bisa pulang bareng dengan kamu agar aku bisa tahu rumah kamu. Aku sangat konyol kan?”, ujar Arya panjang lebar.
Cinta tersenyum mendengar pengakuan Arya yang blak-blakan.
“ Dan kamu tahu nggak, ternyata Dylan dan Shinta mengatur strategi pada malam itu untuk kamu bisa berkenalan denganku karena kamu sangat mengidolakan aku. Haa.. mereka sangat lucu tapi aku berterimakasih kepada mereka karna berkat mereka kita bisa saling kenal”, tambah Arya.
Sesaat kemudian mereka berdua terdiam, Arya erat-erat memeluk Cinta bahkan Cinta sangat tenang dan nyaman dalam pelukannya.
“ Arya, aku boleh Tanya sesuatu nggak?”, Tanya  Cinta.
“ pasti boleh sayang. Emang mau Tanya apa?”, sambung Arya yang masih memeluk Cinta.
“ Kenapa kamu bisa tahu semua yang aku inginkan?”. Arya pun tak langsung menjawab pertanyaan Cinta. Namun beberapa menit kemudian Aryapun menjawab pertanyaan sang pujaan.
“ Iya, aku tahu dari Shinta ketika aku meminta dia untuk mencari tahu apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu. Dari situ Shinta bilang kalau kamu menginginkan keluargamu bersatu kembali bukan menginginkan kado apapun selain itu. Sejak saat itu aku memberanikan diri untuk menemui Ayahmu dan Bunda untuk meminta mereka agar mereka tak jadi berpisah”, jelas Arya
“ Jadi, semua itu kamu lakukan demi aku?”, Tanya balik Cinta.
“ Iya, semua itu aku lakukan untuk membuatmu bahagia Cinta Kenapa kamu tak mau cerita kepadaku tentang penyakitmu itu?”, Tanya Arya
“ Jadi, kamu dan semuanya sudah tahu?”, sambung Cinta sembari meneteskan air matanya.
“ Iya, aku sudah tahu dari Bunda saat aku meminta restu untuk bertunangan denganmu. Bunda bercerita kalau kamu saat ini menderita kanker. Dan akhirnya lama-kelamaan Shinta,Dylan, ayahmu dan kedua orang tuaku mengetahui ketika kamu seering pingsan baik di sekolah maupun di tempat lain”, ujar Arya.
“ Arya kenapa kamu menangis, janganlah kau mengeluarkan air matamu tetaplah tersenyum manis untukku”, ujar Cinta sembari t angan kanannya mengusap air matanya.
“ Nggak, apa-apa aku Cuma takut kehilanganmu. Aku ingin selalu ada di sisimu terus Cinta. Dan aku nggak mau melepaskanmu sampai kapanpun”, sambungnya sembari masih memeluk tubuh Cinta dengan erat-erat seolah Arya tak ingin  melewatkan satu menit pun untuk tidak memeluknya.
“ Maafkan aku Arya karna aku kamu menjadi sedih. Aku, nggak mau nyusain orang-orang yang aku sayangi. Hal itu juga alasanku  merahasiakan penyakit itu”.
“ Tapi, kediamanmu itu membuatku sedih karena aku bisa tahu dari mulut orang lain bukan dari mulut orang yang aku cintai sendiri”, ujarnya tambah sedih.
“ Maafkan aku Arya?”, kata cinta menyesal.
“ Ya, sudah tidak apa-apa yang penting kamu harus cepat sembuh”, sambung Arya memaafkannya. Seat kemudian di saat keheningan tiba-tiba Cinta menginginkan Arya untuk menyanyikan sebuah lagu untuknya.
“ Arya, maukah kamu menyanyikan sebuah lagu untukku?”, pintah Cinta.
“ Dengan senang hati, aku nyanyikan lagu yang berjudul Bertahan lagi gimana ?”.
Cinta mengangguk pertanda menyetujui usul tunangannya . Sementara itu Arya menyanyikan lagu itu, Cinta pun sangat menikmatinya dalam pelukan Arya. Beberapa saat kemudian lagu yang dinyanyikan Arya selesai dinyanyikan. Namun tak ada suara dari gadis itu atau responnya. Ketika Arya memangil-manggil namanya tak juga menyahut bahkan ia sempat sedikit mengguncang tubuh gadis yang disayangi itu tapi tetap saja tak ada suara. Ternyata malang Cinta telah meninggalkan dunia yang indah ini, nyawanya tak ada lagi,ia tertidur untuk selama-lamanya. Disitu tangis Arya dan yang lainnya pun tertumpah.
Arya yang sangat mencintai dan menyayangi gadis itu tak percaya kalau dia sudah  tiada meninggalkannya. Janji yang pernah diucapkan mereka untuk terus bersama sampai kakek-nenek pun tak ada lagi bahkan terkubur. Sementara itu, Bunda menangis histeris dipelukan ayah Cinta begitu pula dengan Shinta yang tak terima sahabatnya meninggalkan dirinya dan kedua orang tua Arya pun hanya bisa menenangkan kedua orang tua Cinta. Virgo kakak Cinta juga tak percaya dengan kepergian adiknya yang sangat ia sayangi. Malam itu ternyata malam terakhir buat Cinta, tak ada lagi keluguan itu, tak ada lagi senyum manis darinya dan tak ada lagi kemanjaan dirinya.
***
Pagi itu, pagi  yang kelam. Nampak  di tempat pemakaman bunga kamboja berguguran dan nampak beberapa orang yang memakai baju berwarna hitam tanda berkabung. Ya, mereka semua kerabat, teman-teman sekolah dan juga guru-guru dari Cinta. Mereka semua menghadiri pemakaman cinta, sementara iru Bunda, Shinta dan Arya nampak masih berduka. Bahkan sampai pemakaman Cinta selesai pun Arya tak mau meninggalkan area itu hingga Virgo mengajaknya untuk pulang namun ditolaknya.
“ Arya, ayo kita pulang?, kamu nggak boleh kaya gini terus Cinta pasti sangat sedih melihat kamu begini”, ujar Virgo.
“ Aku nggak mau pulang dulu kak biarkan aku berada di sini dahulu sampai aku benar-benar bisa meninggalkan area ini”, sambung Arya.
“ Baiklah, kalau itu yang terbaik bagimu aku akan meninggalkanmu sendiri. Oh, ya ini buku diary Cinta disini tertulis tentang kamu dan ada selembar surat buat kamu. Kata Bunda beberapa hari yang lalu sebelum dia meninggal dia sempat bilang ke Bunda ingin memberikan surat dan buku diary ini ke kamu”, kata Virgo sembari menyerahkan buku dan surat itu.
“ Terimakasih kak”, sambung Arya.
“ Iya, sama-sama aku pulang dulu yah?”, pamit Virgo.
Arya menganggukan kepala sementara Virgo  meninggalkan  area  pemakaman. Tak ada satupun orang   lagi  hanya ada bunga kamboja yang berjatuhan karna tertiup oleh angin dan hanya ada seseorang yang sedang berkabung yaitu. Sesaat kemudian di bawah batu Nisan Cinta, Arya membuka buku diary dan surat itu ternyata sumuanya bertuliskan tentang peristiwa bersama Arya sejak pertama kali Cinta melihatnya hingga Cinta dekat dengan Arya. Sedangkan di surat itu bertuliskan sebuah pesan agar Arya tetap hidup walaupun tanpa Cinta dan selalu  jadi yang terbaik. Selain itu, di surat itu Cinta menceritakan tentang pertama kalinya Cinta mulai menyadari bahwa dirinya sangat menyukai sosok Arya, Cinta juga bercerita kalau dirinya sudah mengetahuhi alasan Arya menumpang mobil Dylan saat hendak pulang dariprsta ulang tahun sekolah.  Di sana juga tertulis Arya untuk tetap meraih cita-citanya menjadi seorang dokter dan satu kata lagi yang membuat Arya tersenyum kata itu bertuliskan “I Miss You Forever and I Always Love You… Just For You In my Heart..”kata itu yang membuat Arya bisa tersenyum hingga kemudian ia mencium batu nisan Cinta dan pergi dari tempat itu dengan hati ikhlas.

                                                                                   

                                                                                                The End.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelah menjadi Lillah

Tugas Eksplorasi Sistem Informasi Enterprise

Dear Calon Ibu Mertua